oleh Al-Habib Munzir Almusawa
Seorang pria muda (sebutlah ia bernama amir) mendengar hadits-hadits dan ayat
tentang mulianya bersedekah di jalan Allah, betapa mulianya ber infaq dengan
shadaqatussir (sedekah secara sembunyi-sembunyi), sebagaimana hadits Rasul saw
“Sedekah dengan sembunyi sembunyi memadamkan kemurkaan Allah” (HR Thabrani
dengan sanad Hasan).
Maka bangkitlah di hati Amir niat luhur untuk melakukannya, ia merasa telah banyak
bermaksiat dan ia merasa ibadah-ibadahnya tak cukup untuk memadamkan
kemurkaan Allah swt, dan iapun mulai mengumpulkan hartanya, setiap ia mendapat
untung dari pekerjaannya selalu ia sisihkan untuk bersedekah secara sembunyisembunyi,
siang malam ia terus berusaha dengan gigih mengumpulkan uang hingga
setahun lamanya, terkumpullah sejumlah uang dinar emas yang cukup banyak
jumlahnya.
Malam itu Amir menaruh seluruh uangnya itu dalam kantung besar, lalu ia berpakaian
gelap dan penutup wajah hingga tak seorangpun mengenalinya, ia berjalan ditengah
malam yang sunyi, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang tertidur di emper jalan,
maka ia lemparkan kantong uangnya pada tubuh si wanita, si wanita pun kaget
terbangun, dan hanya menyaksikan pria bercadar itu lari terbirit-birit. Amir membatin
dalam hatinya “ah wanita itu pasti berharap isi kantung itu adalah makanan, namun
MASYA ALLAH SETUMPUK UANG DINAR!!.. wah.. dia pasti gembira dan
mendoakanku..Puji syukur atas Mu Rabbiy, aku lelah setahun mengumpulkan uang
untuk hal ini.., semoga Engkau menjadikannya shadaqah rahasia yang kau terima..”
Keesokan harinya heboh lah kampung itu dengan kabar bahwa seorang wanita pelacur
mendapat sekantung uang dinar emas ketika sedang menunggu pelanggannya..!,
mendengar berita itu maka Amir terhenyak lemas.. ia membatin, Subhanallah..
pelacur.. sedekahku yang kukumpulkan setahun ternyata ditelan pelacur!, ah..
sedekahku tak diterima oleh Allah.. hanya menjadi santapan wanita pezina dan
penyebab orang berzina?naudzubillah?!
Amir muram dan sedih.. namun ia tetap penasaran, ingin agar sedekahnya diterima
oleh Allah dan tak salah alamat, maka ia mengumpulkan lagi harta dengan lebih gigih
lagi hingga setahun lamanya, setelah harta terkumpul ia membeli sebanyak-banyaknya
perhiasan emas dan berlian, terkumpullah sekarung perhiasan beragam corak dan
jenis.. ah.. ia puas memandang jerih payahnya.., iapun mengulangi perbuatannya,
menggunakan penutup wajah dan membawa karung perhiasan itu ditengah malam..,
tiba-tiba ia melihat seorang lelaki setengah baya yang sedang berjalan ditengah
malam, wajahnya tampak kusut dan penuh kegundahan, maka si Amir pun
melemparkan karung itu pada si lelaki dan berkata : “terimalah sedekahku..!”, lalu
iapun lari terbirit-birit, agar si lelaki itu tak mengenalinya.
Keesokan harinya kampung itu gempar, semalam ada seorang perampok yang ketiban
rizki sekarung perhiasan dari lelaki misterius, ah..ah.. Amir sangat lesu.. dua tahun sudah kukumpulkan uang dengan susah payah, tapi selalu salah alamat. Namun Amir
masih juga penasaran.., ia kembali kumpulkan uang.. berlanjut hingga setahun, maka
ia berbuat seperti tahun yang lalu lalu, menaruh uang dinar emasnya di kantung kulit,
lalu berjalan ditengah malam.. ia melihat seorang tua renta yang berjalan tertatih tatih
sendirian.. nah.. ini.. pasti tak salah alamat..gumam Amir.. iapun memberikan kantung
Dinar Emasnya pada Kakek itu dan lari.
Keesokan harinya kampung itu gempar lagi, seorang Kakek yang menjadi orang
terkaya di kampung itu mendapat sedekah sekantung emas dinar.. maka Amir pun
roboh.. ia kapok.. berarti memang ia adalah pria busuk yang sedekahnya tak akan
diterima oleh Allah, 3 tahun ia berjuang namun Allah menghendaki lain.., Amir pun
berdoa : “Rabbiy kalau kau menerima sedekahku itu maka tunjukkanlah..”
Zaman terus berlanjut tanpa terasa, puluhan tahun kemudian Amir sudah tua renta, di
usia senjanya ia mendengar ada dua orang ulama adik kakak, keduanya menjadi
ulama besar dan mempunyai murid ribuan, kedua Ulama itu anak yatim, ayah mereka
wafat saat mereka masih kecil, lalu karena jatuh miskin maka ibunya akhirnya melacur
untuk menghidupi anaknya, dalam suatu malam ibunya bermunajat pada Allah :
Rabbiy, kuharamkan rizki yang haram untuk anak-anakku, malam ini berilah aku rizki
Mu yang halal, lalu Ibu itu tertidur di emper jalan, lalu ada seorang misterius yang
melemparkan sekantung uang dinar emas padanya, lelaki itu menutup wajahnya
dengan cadar, maka sang Ibu gembira, bertobat, dan menyekolahkan anaknya dengan
uang itu dan hingga kedua anaknya menjadi Ulama dan mempunyai murid ribuan
banyaknya...
Airmata menetes membasahi kedua pipi Amir yang sudah tua renta, oh.. sedekah ku
itu ternyata diterima Allah.. dan pahalanya dijaga Allah hingga berkesinambungan
dengan anak-anak sipelacur yang menjadi ulama dengan uang sedekahnya, dan
memiliki murid ribuan pula, Maha Suci Allah.. Dia tidak menyia-nyiakan jerih payahku..
namun apa nasibnya dengan sedekahku yang tahun kedua?, belum lama Amir
membatin, datang pula kabar bahwa seorang Wali Allah barusaja wafat.., dia dulunya
adalah perampok, suatu malam ia dilempari sekarung perhiasan oleh pria misterius,
lalu ia bersyukur kepada Allah, beribadah dan beribadah, meninggalkan kehidupan
duniawi, berpuasa dan bertahajjud, hingga menjadi orang yang Shalih dan Mulia, dan
wafat sebagai dengan mencapai derajat Waliyullah (kekasih Allah) dan banyak pula
orang yang bertobat ditangannya.
Amir semakin cerah wajahnya dan semakin malu kepada Allah, tak lama sampai pula
kabar padanya bahwa telah dibangun sebuah rumah amal, yang selalu tak pernah sepi
dikunjungi para pengemis, rumah amal itu selalu membagi-bagikan hartanya pada para
Fuqara, rumah amal itu didirikan oleh seorang tua renta yang kaya raya di kampung
itu, ia awalnya sangat kikir, namun suatu malam ia dihadiahi sekantung uang dinar
emas oleh pria misterius, iapun malu dan bertobat, lalu menginfakkan seluruh hartanya
untuk rumah amal.
Amir tak tahan menyungkur sujud kehadirat Allah swt, betapa luhurnya Dia Yang Maha
Menjaga Amal nya yang tak berarti hingga berlipat-lipat dan berkesinambungan, ah..
Amir benar-benar telah mencapai cita-citanya.. yaitu sabda Rasul saw : “Sedekah secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemurkaan Allah”, dan ia mendapatkan
pahala yang terus mengalir tanpa henti, bagai menaruh saham dengan keuntungan
berjuta kali lipat setiap kejapnya, betapa tidak, apalah artinya sekantung uang dinar
emas dibanding pahala sujud orang yang bertobat, sedangkan kita mendengar hadits
Rasul saw : “Dua raka’at Qabliyah Subuh lebih mulia dari dunia dan segala isinya”.
Lalu bagaimana dengan pahala yang bertumpuk dari sebab amal sedekahnya yang tak
berarti itu?, betapa beruntungnya si pria ini, dan betapa mulia derajatnya, dan
merugilah mereka yang kikir dengan hartanya, yang merasa bahwa makan dan
minumnya lebih berhak didahulukan daripada menjadikannya perantara yang
mendekatkannya pada Keluhuran yang Abadi, ah.. semoga aku dan kalian
dikelompokkan sebagai penanam saham untuk meneruskan tegaknya Dakwah Nabi
Muhammad saw, amiin..
( ide cerita dari Shahih Bukhari hadits no.1355)
21 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar