Rss
TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG, JANGAN LUPA KESINI LAGI WWW.AHMAD-SAHID.BLOGSPOT.COM BLOG RESMIAHMAD SAHID, Temukan Info info menarik di blog ini ya

21 Agustus 2010

TABARRUK - Mengambil Keberkahan Dari Bekas atau Tubuh Shalihin

oleh Al-Habib Munzir Almusawa 
Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad
saw, peninggalan-peninggalannya saw, dan para pewarisnya yakni para ulama, para
kyai dan para wali dan shalihin. Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka
berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada Nabi
saw atau ulama.
Mengenai azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan,
selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan
tulisan ayat atau doa disebutkan pada kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir
Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin
mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata adalah bertabarruk
(mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur’an.
Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yang sejelas jelasnya,
bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun
mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu,
misalnya ia seorang yang shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :
Para sahabat seakan akan hampir saling berkelahi saat berdesakan berebutan air
bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits no. 186),
Allah swt menjelaskan bahwa ketika Ya’qub as dalam keadaan buta, lalu
dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana
Allah menceritakannya dalam firman Nya SWT :
“(Berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU
INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI
BUTANYA” (QS Yusuf 93), dan pula ayat : “MAKA KETIKA DATANG PADANYA
KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf
as) MAKA IA (Ya’qub as) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA” (QS Yusuf 96).
Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang shalih dapat
menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita bertanya mengapa
Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya menyebutkan sorban yusuf
dengan ucapannya : “PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU
LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” .
Untuk apa disebutkan masalah baju yang dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita
memahami bahwa Allah SWT memuliakan benda benda yang pernah bersentuhan
dengan tubuh hamba hamba Nya yang shalih. kita akan lihat dalil dalil lainnya.
Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju
beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yang sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yang sakit (shahih Muslim hadits
no.2069).
Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk
pengobatan, sebagaimana sabda beliau : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi
kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yang sakit pada kami, dengan
izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits no.5413), ucapan beliau saw : “demi air liur
sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat
menyembuhkan penyakit, dengan izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun
dapat menyembuhkan, namun dengan izin Allah pula tentunya, hadits ini
menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dengan air liur mukminin bahkan tanah
bumi, menunjukkan bahwa pada hakikatnya seluruh ala mini membawa keberkahan
dari Allah swt.
Seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan
menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul
saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yang kau inginkan
aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya
Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)
Nabi Musa as ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah suci di palestina,
menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dengan mengambil berkah pada
tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).
Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yang menjadikan Maqam Ibrahim
as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan ka’bah
yang dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai tempat shalat (musholla),
sebagaimana firman Nya : “Dan jadikanlah tempat berdoanya Ibrahim sebagai
tempat shalat” (QS Al Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan
tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan
tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.
Diriwayatkan ketika Rasul saw barusaja mendapat hadiah selendang pakaian
bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya
selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw, maka riuhlah para sahabat lainnya
menegur si peminta, maka sahabat itu berkata : “aku memintanya karena
mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk
kafanku nanti” (Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat
pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh
Nabi Muhammad saw.
Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu
sebuah serangan pedang yang merobek perutnya dengan luka yang sangat lebar,
beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya
(Abdullah bin Umar ra), "Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku
berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan
disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra", maka ketika Ummulmukminin telah
mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam
Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra
Kuburan Nabi saw mempunyai arti yang sangat Agung, hingga kuburannya pun
ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : "Tidak ada yang lebih
kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”
Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat maka ia membuka
kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan derai tangis seraya
menciumi tubuh beliau saw dan berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan ibuku
wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian
yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”. (Shahih Bukhari hadits
no.1184, 4187).
Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka
ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata
ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar
ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para
sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh
Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari
keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka
terhadap sang Nabi saw.
Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat
engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata :
Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480).
Sebagaimana riwayat Sa’ib ra, : "aku diajak oleh bibiku kepada Rasul saw, seraya
berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul saw mengusap
kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku
meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan
kulihat Tanda Kenabian beliau saw" (Shahih Muslim hadits no.2345).
Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul
saw, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau saw, maka itu
lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih Bukhari hadits no.168).
demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari
dunia dan segala isinya.
Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air
bekas wudhu Rasul saw dan mengusap2kannya ke wajah dan kedua tangan
mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari
basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw
lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369,
demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits
no.503 dengan riwayat yang banyak).
Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik sakratulmaut ia yang
memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu
disertakan bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits no.5925)
Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini
sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi
dan memeluk tubuh Rasul saw dan berbicara pada jenazah beliau saw
Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena disakratulmaut bukan
ingat Allah malah ingat kuburan Nabi saw
Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya, karena
mengkultuskan Nabi Muhammad saw dan menganggapnya tuhan sembahan hingga
berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum nasrani yang berebutan air pastor
Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat atau kita
sejalan dengan generasi sempalan.
Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang
berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau
meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik.
Sebagimana sabda Nabi saw : “Kebekahan adalah pada orang orang tua dan ulama
kalian” (Shahih Ibn Hibban hadits no.559)
Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy menanggapi
hadits yang diriwayatkan dalam shahih muslim bahw Rasul saw membaca
mu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak tangannya, lalu
mengusapkannya ke sekujur tubuh yang dapat disentuhnya, hal itu adalah tabarruk
dengan nafas dan air liur yang telah dilewati bacaan Alqur’an, sebagaimana tulisan
dzikir dzikir yang ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami’usshaghiir Imam Assuyuthiy Juz
1 hal 84 hadits no.104)
Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor Jepang, bahwa air itu
berubah wujud bentuknya dengan hanya diucapkan padanya kalimat kalimat tertentu,
bila ucapan itu berupa cinta, terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu
berubah wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian dan
buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan bila dituliskan
padanya tulisan mulia dan indah seperti terimakasih, syair cinta dan tulisan indah
lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci
maki dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya, kesimpulannya
bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang yang didekatnya, apakah
berupa tulisan dan perkataan.
Keajaiban alamiah yang baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw dan para
sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dengan air yang menyentuh tubuh
Rasul saw, mereka bertabarruk dengan air doa yang didoakan oleh Rasul saw, maka
hanya mereka mereka kaum muslimin yang rendah pemahamannya dalam syariah
inilah yang masih terus menentangnya padahal telah dibuktikan secara dalil shahih dan pula pembuktian ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yang jumud dan
terbelakang.
Walillahittaufiq

0 komentar: